Keberhasilan dalam pendidikan terhadap 
anak tidak hanya ditentukan oleh sekolah, namun juga pendidikan di 
rumah. Pembelajaran di sekolah hendaknya selaras dengan Pembelajaran di 
rumah. Apa yang diajarkan disekolah, apa yang dibiasakan di sekolah, 
seharusnya ada tindak lanjut orang tua di rumah. Bukan sekedar PR yang 
harus ditindak lanjuti, namun sekali lagi kebiasaan di Sekolah 
seharusnya juga diterapkan di rumah. Karena rumah sejatinya adalah 
madrasah utama dan pertama bagi anak-anak kita.
Lebh lanjut, konsep “baiti jannati” menjadikan rumahku sebagai surgaku memberikan hikmah bahwa memang suasana rumah haruslah menjadi suasana yang memotivasi anak-anak untuk belajar. Setiap perilaku penghuni rumah menjadikan anak terbawa dan terbiasa. Sehingga hasilnya adalah karakter surga. Karena semua penghuni rumah menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Lalu bagaimana kondisi keluarga kita saat ini?
Berangkat dari sini, maka MI tahfizh Al Furqon mengajak kepada wali santri dan santri untuk belajar menghadirkan surge di rumahnya. Jangan sampai ada ketimpangan. Disekolah diajarkan misalnya makan sambal duduk, ternyata kebiasaan dirumah makan sambal berdiri. Ini akan mengganggu proses pembelajaran. Maka MI Tahfizh AL Furqon mendorong orang rua untuk kembali belajar bagaimana menjadi orang tua. Insyaallah perubahan besar itu dimulai dari sini, dari individu-individu dan keluarga-keluarga yang bersemangat berbubah menjadi lebih baik.
Maka dari itu, keseharian santripun diatur di MI Tahfizh Al-Furqon. Orang tua menjadi pendidik ketika Ananda berada di rumah. Sekolah menjadi penanggungjawab pendidikan ketika santri menuntut ilmu di Madrasah. Dari bangun hingga tidur, santri diberikan daily activity atau jadwal kegiatan harian. Semoga kerjasama yang baik ini mampu menghadirkan generasi yang cerdas, berakhlakul karimah dan Hafal Al-Qur’an. Aamiin.
Berikut ini akan kami ceritakan, bagaimana santri MI tahfizh Al-Furqon dari awal masuk diantar oleh Orang Tua dengan do’a dan cinta, hingga santri pulang dijemput dengan senyum ceria. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kemudahan dan keberkahan. Aamiin.
Santri MI Tahfizh Al Furqon diantar ke sekolah oleh orang tua sebelum jam 07.00. Ketika mengantar Ananda, orang tua turun dari sepeda motor atau mobil, kemudian Orang Tua memberikan do’a kepada ananda, sambil mengelus kepala ataupun menciumnya. Ananda yang didoakan menjawab aamiin. Do’anya adalah sebagai berikut :
Do’a kepada Orang yang ditinggal
أَسْتَوْدِعُكَ اللَّهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ
Artinya: “Aku titipkan kamu kepada Allah yang tidak akan tersia-sia apa yang dititipkan kepadaNya.” (HR. Ibnu Majah 2/943 no:2825)
Do’a kepada Orang yang pergi
زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ ، وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
Artinya: “Semoga Allah membekalimu ketaqwaan , dan mengampuni dosamu , dan memudahkan kebaikan untukmu dimanapun kamu berada.” (HR . At-Tirmidzy 5 / 500 no: 3444)
Do’a diatas sebenarnya adalah do’a untuk orang yang melakukan syafar atau bepergian kepada orang yang ditinggalkan. Sehingga dalam hal ini, orang tua cukup membaca do’a kepada orang yang ditinggal karena orang tua meninggalkan Ananda di MI Tahfizh Al-Furqon. namun disisi lain, Ananda juga sedang melaksanakan perjalanan menuntut ilmu, maka dari itu Orang Tua diminta untuk mendo’akan kebaikan kepada Ananda dengan doa kepada orang yang pergi.
Kemudian ustad-ustadzah menyambut anak-anak dengan bersalaman dan diiringi doa “Allahumma fakkihu fiddien”, Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberimu pemahaman Agama. Santripun masuk ke MI Tahfizh Al Furqon. Pukul 07.00, bel tanda masuk berbunyi dan pintu gerbang ditutup.
Dengan dipimpin satu santri yang dijadwal secara bergiliran, santri berbaris dengan rapi dilanjutkan dengan membaca doa dan mengucapkan ikrar santri MI Tahfizh Al Furqon. Santri yang paling rapi barisnya dan bagus dalam berdoa maka oleh pemimpin barisan ditunjuk dan dipersilahkan masuk kelas paling awal. Sambal masuk, santri berjabat tangan kepada Pemimpin barisan dan kepada Ustadzah, sambal Ustadzah memeriksa kuku dan rambut Santri. Bagi santri yang terlambat, maka santri dibiasakan untuk bertanggung jawab dan menerima konsekuensi dari keterlambatannya. Biasanya santri berdoa sendiri dan menunggu dipersilahkan masuk oleh ustadzah.
Sebelum proses pembelajaran di mulai, santri dibiasakan untuk sholat dhuha berjamaah sambil melatih bacaan dan gerakan sholat. Setelah sholat Duha, dilanjutkan dengan dzikir ba’da sholat. Dilanjutkan do’a sebelum belajar. Kemudian dilanjutkan agenda bina kelas, dimana Ustadzah memberikan nasihat-nasihat, motivasi, kisah hikmah dan mutabaah kepada Santri.
Selanjutnya, menambah hafalan dan murojaah adalah pelajaran utama setelah sholat dhuha, hafalan ditambah sesuai dengan target yang ingin dicapai pada hari itu. Satu hari santri ditarget menghafal 4 baris, menggunakan Al-Qur’an khat Utsmani. Senin-kamis adalah hari-hari untuk menambah hafalan, sedangkan hari Jum’at untuk murojaah, hari Sabtunya untuk setoran hafalan.
Setelah tahfizh, ada pelajaran tematik kurikulum K-13 tentu saja diintegrasikan dengan muatan-muatan Iman. Kemdian dilanjutkan istirahat. Ketika waktu jam istirahat anak-anak keluar kelas sambil membawa botol, lalu duduk melingkar makan snack yang sudah disediakan sekolah, tentu saja mereka makan dengan adab makan yang baik. Santri tidak perlu lagi membawa jajan dari rumah yang belum tentu sehat ataupun membawa uang saku.
Makan snack selesai, pelajaran selanjutnya adalah pelajaran Agama. Pelajaran agama disampaikan dengan berbagai metode yang menyenangkan dan mudah diterima. Misalkan adab bertamu, santri diminta mempraktekkan satu-persatu. Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan pemahaman agama kepada mereka. Aamiin. Sebelum jam istirahat kedua, santri murojaah kembali hafalan yang telah dihafal.
Ketika jam menunjukkan pukul 11.15 santri keluar kelas untuk mengambil bantal, persiapan tidur siang. Ustadz/ustadzahnya pun ikut tidur siang. Tak lupa mereka dibiasakan adab untuk tidur. Saat adzan berkumandang, anak-anak dibangunkan untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di sekolah, dengan suara dikeraskan untuk melatih hafalan bacaan sholat dan murojaah hafalan. Sholat duhur biasanya dipimpin oleh salah seorang santri putra. Kemudian dzikir dan persiapan makan siang.
Agenda Makan siang, Santri dibiasakan mandiri. Mereka diminta berbaris antri, mengambil makan sendiri. Mereka juga dibiasakan mengambil makanan sesuai porsi perut masing-masing. Setiap makan yang diambil dihabiskan. Tentu saja mereka makan dengan adab-adab makan. Selesai makan, mereka diminta mencuci piring dan sendok sendiri. Setelah makan siang, biasanya masih ada waktu untuk istirahat. Santri biasanya bermain bola dengan teman lain, ada juga yang membaca buku.
Ketika bel masuk berbunyi, santri masuk ke kelas. Kemudian murojaah kembali yang telah dihafal. Dilanjutkan pelajaran tematik dengan muatan iman hingga pukul 14.00. Sebelum pulang biasanya santri berdo’a, kemudian diberikan tebakan-tebakan, misalnya sambung ayat, dll. Kemudian santri yang bisa menebak, diberikan kesempatan pulang lebih dulu. Sebelum pulang santri diberi buku penghubung untuk diserahkan kepada Orang tua di rumah.
Inilah agenda kegiatan sekolah MI Tahfizh Al Furqon hari senin-kamis. Untuk hari jumat dan sabtu ada jadwal khusus yaitu setiap hari jumat ada tausyiah iman oleh kepala sekolah dan murojaah seluruh hafalan santri. Sedangkan untuk hari Sabtu agendanya outclass yaitu renang ataupun outbond, tasmi’, tes seluruh hafalan santri satu-persatu, pramuka, kunjungan, dll sesuai dengan kurikulum outclass.
MI Tahfizh Al Furqon tidak memberikan beban anak dan orang tua dengan PR pelajaran-pelajaran tematik. PR untuk anak dan orang tua adalah murojaah hafalan, dialok iman dan adab. Semoga Allah subhanahuwata’ala membimbing kita semua. Aamiin.
Oleh Suhanto, S.Pd dan Derit Vikiyono, M.Pd

0 Response to "Keseharian Santri MI Tahfizh Al Furqon"
Post a Comment