Cangkul dari Tiongkok Laris Manis

img
[Berita Ponorogo] – Serbuan cangkul buatan Tiongkok mulai merambah bumi reyog. Di pasar besi Bangunsari misalnya, pengamatan wartawan koran ini kemarin (15/11), sejumlah toko sudah menjual produk tersebut. Karena lebih murah dibandingkan cangkul buatan lokal, barang impor itu laris dan mengalahkan buatan lokal. Termasuk cangkul buatan pandebesi asal Ponorogo. ‘’Cepat habis. Kulakan langsung habis, lalu kulakan lagi dan langsung habis lagi,’’ ungkap Puji Rahayu, salah seorang pemilik toko perkakas di pasar besi Bangunsari.
Di Puji, cangkul yang dijual dari berbagai daerah. Diantaranya buatan Pulung, Blitar, Jogjakarta, Kediri dan Surabaya. Selain itu, dia juga mengaku menjual cangkul impor, termasuk dari Tiongkok yang baru masuk ke tokonya sejak Oktober lalu. Dia mendapatkan produk tersebut dari pemasok di Kudus. Menurut Puji, penjualan cangkul Tiongkok terbilang bagus. Sekali kulakan, Puji membeli sekitar seratus cangkul. Hanya dalam hitungan pekan langsung ludes. ‘’Pembelinya kebanyakan pekerja proyek, yang langsung membeli dalam jumlah banyak,’’ terangnya.
Ditambahkan Puji, petani masih lebih menyukai cangkul buatan lokal dari Pulung maupun Blitar. Meskipun harganya lebih mahal. Harga cangkul impor dari Tiongkok berkisar Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu. Sementara produk lokal berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. ‘’Menurut petani yang beli cangkul buatan lokal, kualitasnya lebih bagus, meskipun memang lebih mahal,’’ jelas Puji yang sudah 25 tahun berjualan alat-alat pertanian di pasar besi.
Selain Puji, ada Sriweni yang juga menjual produk cangkul impor dari Tiongkok. Namun bedanya, cangkul impor tersebut masih kalah laris dibandingkan peminat produk lokal. Karena kurang diminati, Sriweni tidak berani kulakan banyak. ‘’Kurang bagus kualitasnya menurut petani. Kurang kuat kepala cangkulnya,’’ ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Ponorogo Harmanto mengatakan, pihaknya tidak terlalu ambil pusing soal kebijakan impor cangkul dari Tiongkok. Sebab, saat ini dinas pertanian gencar mendorong petani menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan). Pasalnya, alsintan dinilai lebih efisien menekan biaya produksi dan juga lebih produktif. Sementara, cangkul hanya digunakan di kondisi tertentu. ‘’Jadi saya yakin adanya cangkul impor itu tidak akan mengancam produk lokal. Sebab banyak pekerjaan petani sudah menggunakan alsintan,’’ ujarnya.(mg4/irw)
Sumber : http://www.radarmadiun.co.id/detail-berita-5038-cangkul-dari-tiongkok-laris-manis.html

0 Response to "Cangkul dari Tiongkok Laris Manis"

Post a Comment