Empat Pelajar Bobol Rumah Kosong




SAWOO – Oknum pelajar di bumi reyog kembali berulah. Empat remaja belasan tahun nekat menyatroni rumah Bonari, warga Desa/Kecamatan Sawoo yang kondisinya kosong karena ditinggal penghuninya, Minggu (9/10). Empat pelajar salah satu SLTP di Sawoo nekat naik memanjat tembok rumah Bonari lalu mencongkel pintu dan menggasak benda berharga serta uang tunai. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 48 juta. Pelaku beralasan ingin membeli sepeda motor.
Kapolsek Sawoo AKP Gunawan menjelaskan, aksi pencurian dengan pemberatan (curat)terjadi kala Bonari sekeluarga meninggalkan rumah karena ikut pengajian, sekitar pukul 09.00. Dia dan keluarganya baru pulang pukul 13.00. Bonari kaget saat masuk ke rumahnya kondisinya berantakan. Lemari tempat penyimpanan uang juga terbuka dan etalase jualan handphone serta pulsa juga kosong melompong. ‘’Tahu rumahnya menjadi sasaran pencurian, korban melaporkan ke polsek,’’ ujarnya.
Menerima laporan pencurian, polisi langsung melakukan penyelidikan. Hasilnya mengagetkan. Empat pelaku yang diduga kuat melakukan aksi curat di rumah Bonari adalah pelajar di sekolah yang sama, salah satu SLTP di Sawoo. Mereka adalah Ar, 15, warga Prayungan, Sawoo, Bu, 14, warga Desa/Kecamatan Sawoo, Mu, 14, warga Desa/Kecamatan Sawoo, serta Lu, 15, juga warga Desa/Kecamatan Sawoo. ‘’Setelah dimintai keterangan, mereka mengaku sudah melakukan aksi pencurian tersebut,’’ tambahnya.
Dari pemeriksaan sementara, terungkap bahwa Ar dan ketiga kawannya mencuri dengan cara memanjat tembok belakang rumah Bonari. Disana, kebetulan ada tumpukan kayu yang bisa menjadi pijakan. Sukses masuk ke halaman rumah Bonari, Ar dan ketiga kawannya mencoba membuka kunci pintu dengan cara mengcongkel menggunakan obeng. ‘’Setelah dicoba diutak-atik menggunakan obeng, ternyata kuncinya bisa terbuka,’’ jelasnya.
Sukses masuk ke dalam rumah, Ar dan kawan-kawannya membagi tugas. Dia dan dua kawannya menggasak barang berharga di dalam rumah, sedangkan seorang lainnya menuju ruang tempat Bonari berjualan handphone dan pulsa. Mereka menggasak uang tunai Rp 27,5 juta, perhiasan emas 32 gram, serta sejumlah handphone dan kartu perdana. Total kerugian yang diderita Bonari mencapai Rp 48 juta. ‘’Setelah mendapatkan barang-barang tersebut, keempat pelaku kemudian keluar dengan cara yang sama, memanjat tembok. Barang-barang disimpan di rumah salah seorang pelaku,’’ ujarnya.
Berita Ponorogo, Berita Ponorogo, Berita Ponorogo, Berita Ponorogo
Gunawan mengatakan, keempat pelajar tersebut tidak terlibat jaringan pencurian. Meski seperti sudah terlatih dengan membuka kunci pintu hanya dengan obeng, menurut Gunawan itu hanya coba-coba. Dari pemeriksaan sementara, Ar dan ketiga kawannya mengaku nekat mencuri karena orang tua mereka tidak pernah memberi uang saku.
Tapi, lain pengakuan kepada wartawan koran ini. Pelaku mengatakan ingin menggunakan uang tersebut untuk membeli sepeda motor. ‘’Anak-anak tersebut tergolong nakal. Uang itu untuk makan dan minum-minum seperti yang biasa dilakukan tiap malam,’’ jelasnya.
Menurut Gunawan, saat ini kasus curat tersebut dilimpahkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Ponorogo. Dia berharap pengawasan orang tua lebih ditingkatkan agar gaya hidup anak-anak tidak kebablasan. ‘’Karena kepepet, nekat mencuri untuk memenuhi gaya hidup mereka. Menurut penuturan orang tua mereka, anak-anak tersebut memang terbilang nakal dan berani pada orang tua,’’ ujarnya.
Polisi akan Lindungi Identitas Pelapor
WARGA bumi reyog yang diduga menjadi korban Dimas Kanjeng Tata Pribadi akhirnya melapor. Polres Ponorogo sudah menerima dua laporan. Mereka berasal dari wilayah Kecamatan Ponorogo. Total uang yang sudah disetorkan mencapai Rp 32 juta.Kasubag Humas Polres Ponorogo AKP Sudarmanto menuturkan, keduanya melapor Senin (10/10). Saat ini laporan mereka ditangani Unit III Satreskrim Polres Ponorogo.
Hasil pemeriksaan sementara terhadap keduanya, menurut Sudarmanto, mereka mengaku tidak langsung menyetorkan uang ke padepokan Taat Pribadi di Wangkal, Gading, Probolinggo. Namun, ada seseorang yang khusus mengumpulkan uang dari para pengikut Taat Pribadi di wilayah Ponorogo. Informasi yang berkembang di kalangan polisi, banyak warga bumi reyog yang menjadi pengikut Taat Pribadi. Namun, belum melapor. Alasannya, antara takut uang tidak kembali atau malu. ‘’Saya kira harus melapor karena yang dilakukan Taat Pribadi itu diduga kuat tindak penipuan,’’ tegasnya.
Sudarmanto berjanji korban yang melapor akan dilindungi identitasnya. Dia mengklaim pihaknya tidak main-main dalam memberikan perlindungan. Sebab, itu sudah merupakan tugas kepolisian kepada masyarakat. Dia berharap korban Taat Pribadi lainnya segera melapor demi kepentingan penyelidikan. Menurutnya, saat ini Satreskrim Polres Ponorogo juga sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki siapa saja para korban Taat Pribadi asal bumi reyog. Informasi terakhir yang diterimanya, ada empat warga bumi reyog yang masih bertahan di padepokan Taat Pribadi. ‘’Keempat orang itu masih bertahan hingga sekarang di padepokan. Tim akan kembali berangkat kesana untuk mencari tahu kebenaran informasi tersebut,’’ ujarnya.(mg4/irw) Sumber : radarmadiun.co.id

0 Response to "Empat Pelajar Bobol Rumah Kosong"

Post a Comment