Agus Susanto (Ketua Pemuda Muhammadiyah) : Generasi muda darurat moral

Pada saat kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang melahirkan sumpah pemuda, bisa dibilang  keberadaan para pemuda menjadi salah satu titik awal sejarah kemerdekaan bangsa ini. Dengan keterbatasan jumlah organisasi kepemudaan, sarana dan prasarana yang meliputi alat komunikasi dan transportasi yang terbatas, tetapi para pemuda kala itu mampu membuktikan bahwa mereka bisa bersatu dalam sebuah kongres untuk mewujudkan suatu sikap terhadap masa depan bangsa Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia, para pemuda mulai mendapatkan posisi di zona nyaman dengan tanpa adanya tekanan yang berarti, sehingga membuat pemuda lalai terhadap masa depan bangsa. Di era saat ini, tentu kita rasakan bersama bagaimana rusaknya moral pemuda yang digadang-gadang akan mewarisi bangsa yang ber-adab ini. Jika kita bandingkan sedikit fasilitas yang didapatkan untuk belajar, generasi muda periode sekarang dengan periode dimana kongres pemuda pada tahun 1928 tahun yang lalu, seharusnya pemuda saat ini harus lebih memiliki kematangan ilmu dan sikap dalam berbangsa dan bernegara.


Meskipun konsep pendidikan disekolahan selalu berubah dan dikembangankan setiap berganti Mendikbud, tetapi nyatanya itu belum mampu menjawab persoalan rusaknya moral generasi bangsa. Sebenarnya jika kita renungkan bersama, bahwa tanggung jawab pendidikan karakter pemuda tidak hanya di pikul oleh orangtua dan lembaga pendidikan, tetapi kita semua masyarakat agar bersama-sama membangun sebuah lingkungan yang ramah terhadap generasi muda. Lingkungan ramah yang dimaksud adalah lingkungan yang bisa memberikan contoh perilaku yang beradab sesuai jiwa ke-Indonesia-an kita semua.


Bagaimana mungkin generasi muda saat ini akan bangkit kembali dan menorehkan tinta sejarah berulang, apabila dalam hal ini masyarakat tidak peduli terhadap pendidikan karakter (Aqlak) yang mulia. Doktrin agama harus ditingkatkan kembali kepada generasi muda dengan menambah suplemen-suplemen ilmu tentang keagamaan, keanekaragaman, dan kebinekaan bangsa Indonesia. Para pemuda yang berjuang dalam kemerdekaan dahulu tidak berjuang dengan okol saja, tapi juga dengan akal dan jiwa yang jernih. Sehingga mampu meredam ketakutan dan kecemasan diri dan menjadikan spirit kebersamaan sebagai modal kekuatan untuk bersatu padu dalam merebut kemerdekaan bangsa Indosensia.


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda sejak usia dini, sehingga mereka mampu membentuk karakter kebinekaan dalam diri setiap generasi muda. Hal ini penting karena pemuda masa kini sering terlibat tawuran antar kelompok disebabkan oleh kurangnya pemahaman mereka tentang arti sebuah Persatuan Indonesia. Sehingga saat ini bisa jadi menjadi titik indikator terjadinya generasi muda dalam konsisi darurat moral. Oleh sebab itu, mari kita bergotong-royong mempersiapkan calon pemimpin-pemimpin bangsa ini dengan mendidik generasi muda dengan arif dan bijaksana.

Sumber : ponorogoinfo.com 

0 Response to "Agus Susanto (Ketua Pemuda Muhammadiyah) : Generasi muda darurat moral"

Post a Comment